✔ 13 Hoax Coronavirus - Lawan Wabah Congor-Na - Nomer 7 Materi Renungan, No 9 Joko Widodo Mestinya Tahu Dari Kemaren.

 Ketika novel coronavirus terus menginfeksi orang di seluruh dunia ✔ 13 Hoax CoronaVirus - Lawan Wabah Congor-na - Nomer 7 Bahan Renungan, No 9 Jokowi Mestinya Tahu dari Kemaren.
image:unspalsh

Ketika novel coronavirus terus menginfeksi orang di seluruh dunia, artikel isu dan posting media umum ihwal wabah ini terus menyebar secara online. Rupanya, wabah coronavirus juga diikuti oleh wabah HOAX.

“Two things are infinite: the universe and human stupidity; and I'm not sure about the universe.”
― Albert Einstein

Baca Juga

Kami berusaha mati-matian mencari dan menyaring untuk memberitakan update corona, eh koq masih banyak makhluk-makhluk diluar sana yang dengan sengaja dan tidak bertanggung jawab menyebarkan isu abu-abu atau sudah diketahui kengubilannya dengan pasti. Untuk itu mari kita perlindungan diri kita dari wabah hoax ini. Kami sudah susun daftar hoax oronavirus novel SARS-CoV-2 dan COVID-19, penyakit yang ditimbulkannya, dan menjelaskan mengapa rumor ini menyesatkan, atau faktanya salah , mari kita basmi sama-sama:

Hoax 1: Masker wajah sanggup melindungi kita dari virus

Masker bedah standar tidak sanggup melindungi Anda dari virus corona, alasannya mereka tidak dirancang untuk memblokir partikel virus dan tidak membilas wajah, Kami sebelumnya sudah berdebat ihwal ini di lembaga Facebook, dan di Youtube, kami menyimpulkan: masker bedah sanggup membantu mencegah orang yang terinfeksi menyebarkan virus lebih lanjut dengan memblokir tetesan pernapasan yang sanggup dikeluarkan dari lisan mereka, tapi juga jangan salah kaprah, kalo ada kesempatan, pakailah masker, apa salahnya menggunakan masker? Kami biasa menggunakan masker jauh sebelum kala corona ini melanda.

Memang ada masker khusus yang biasa digunakan di kemudahan perawatan kesehatan, respirator khusus yang disebut "Masker N95" telah terbukti sangat mengurangi penyebaran virus di antara staf medis. Orang-orang memerlukan training untuk memasang respirator N95 di sekitar hidung, pipi, dan dagu mereka untuk memastikan tidak ada udara yang menyelinap di sekitar tepi topeng; dan pemakai juga harus berguru menilik kerusakan pada peralatan sehabis setiap kali digunakan. Untuk anak-anak, tampaknya perlu adaptasi lagi, alasannya tidak "fit".

Hoax 2: Kita kemungkinan kecil terkena flu ini

Belum tentu. Untuk memperkirakan seberapa gampang virus menyebar, para ilmuwan menghitung "angka reproduksi dasar," atau R0. R0 memprediksi jumlah orang yang sanggup menangkap bug yang diberikan dari satu orang yang terinfeksi, Kami sebelumnya melaporkan. Saat ini, R0 untuknovel coronavirus, virus yang menjadikan penyakit COVID-19 ini, diperkirakan sekitar 2,2, yang berarti satu orang yang terinfeksi akan menginfeksi sekitar 2,2 orang lain, rata-rata. Sebagai perbandingan, flu mempunyai R0 1,3.

Mungkin, yang paling menohok yaitu sementara belum ada vaksin untuk mencegah COVID-19, vaksin untuk mencegah flu musiman sudah cukup efektif, bahkan ketika formulasinya tidak cocok dengan strain virus yang beredar. Tetapi Untuk SARS-CoV-2 belum ada.


Hoax 3: Virus hanyalah bentuk flu biasa yang termutasi

Jelas bukan Coronavirus yaitu keluarga besar virus yang meliputi banyak penyakit berbeda. SARS-CoV-2 memang mempunyai kesamaan dengan virus corona lainnya, empat di antaranya sanggup menjadikan flu biasa (mungkin anda tertarik dengan virologi hingga sini?). Kelima virus mempunyai proyeksi runcing pada permukaannya dan memanfaatkan apa yang disebut protein strain untuk menginfeksi sel inang. Namun, keempat virus corona hambar - berjulukan 229E, NL63, OC43 dan HKU1 - semuanya memanfaatkan insan sebagai host utama mereka. SARS-CoV-2 menyebarkan sekitar 90% dari materi genetiknya dengan coronavirus yang menginfeksi kelelawar, yang menyampaikan bahwa virus tersebut berasal dari kelelawar dan kemudian melompat ke manusia.

Bukti menyampaikan bahwa virus melewati binatang mediator sebelum menginfeksi manusia. Demikian pula, virus SARS melompat dari kelelawar ke musang (mamalia kecil, nokturnal) dalam  perjalanannya ke manusia, sedangkan MERS menginfeksi unta sebelum menyebar ke manusia. Makara mungkin si Musang yang makan sup kelewar ya.

Hoax 4: Virus dibentuk di laboratorium  oleh Cina, kalo nggak ya USA, atau mungkin  Israel.

Orang dengan gampang menyebar hoax congorna tanpa ada bukti yang menyampaikan bahwa virus itu buatan insan manapun. SARS-CoV-2 sangat menyerupai dengan dua coronavirus lain yang telah memicu wabah dalam beberapa dekade terakhir, SARS-CoV dan MERS-CoV, dan ketiga virus tersebut tampaknya berasal dari kelelawar. Singkatnya, karakteristik SARS-CoV-2 sejalan dengan apa yang kita ketahui ihwal coronavirus alami lainnya yang menciptakan lompatan dari binatang ke manusia. Untuk apa Amerika atau Cina atau Israel menciptakan virus ini, merekalah yang paling rugi, alasannya stock market turun dll. Selalu menyalahkan Amerika dan Israel yaitu perilaku parah pecundang, sementara anda hanya menggerutu, justru Israel sedang mengembangkan vaksin untuk virus ini.

Hoax 5: Mendapatkan COVID-19 yaitu eksekusi mati

Nope. Sekitar 81% orang yang terinfeksi virus corona mempunyai masalah COVID-19 yang ringan. Sekitar 13,8% memang terkena penyakit parah, yang berarti mereka sesak napas, atau membutuhkan oksigen tambahan, dan sekitar 4,7% kritis, yang berarti mereka menghadapi kegagalan pernapasan, kegagalan multi-organ atau stress berat septik. Data sejauh ini menyampaikan bahwa hanya sekitar 2,3% orang yang terinfeksi COVID-19 meninggal jawaban virus. Orang-orang yang lebih renta atau mempunyai kondisi kesehatan yang mendasarinya tampaknya paling berisiko mengalami penyakit parah atau komplikasi. Meskipun tidak perlu panik, orang harus mengambil langkah-langkah untuk mempersiapkan dan melindungi diri mereka sendiri dan orang lain dari virus corona baru. Makara hingga sini, dihentikan panik, tetapi tidak meremehkan.

Hoax 6: Hewan peliharaan sanggup menyebarkan coronavirus baru

Belum ada bukti, malah insan yang menulari binatang piaraan, kecuali anda miara musang atau hamster. Beberapa anjing dan kucing dinyatakan positif terkena virus serupa, SARS-CoV, Saat wabah pada tahun 2003, pakar kesehatan binatang Vanessa Barrs dari City University menyampaikan "Pengalaman sebelumnya dengan SARS menyampaikan bahwa kucing dan anjing tidak akan menjadi sakit atau menularkan virus ke manusia," katanya. "Yang penting, tidak ada bukti penularan virus dari anjing peliharaan atau kucing ke manusia."


Hoax 7: Lockdown tidak akan terjadi di Indonesia

Tidak ada jaminan, kami sangat menyayangkan perilaku pemerintah (khususnya Jokowi dan Terawan) yang tidak menutup rapat-rapat pintu perbatasan, disaat ada kesempatan. Makara kini betul-betul random, menyerupai jackpot atau russian rullet. Padahal jikalau Januari atau paling tidak februari kita menutup diri dari dunia luar. Maka kita sanggup eksklusifitas dan segala macam fantasi negara mandiri, tanpa tergantung terutama dari negara berjulukan RRC, kita sanggup menghebohkan diri dan tetapkan ketergantungan perdagangan, terutama impor dan ekspor barang mentah. Seperti yang RRC lakukan dengan memblokir produk Google dan lainnya, mereka ada kemajuan signifikan, terutama di bidang IT. Kita sanggup menggandakan langkah itu, dengan menghebohkan coronavirus, menutup perbatasan, menciptakan barang-barang kebutuhan kita secara mandiri, mungkin sakit awalnya. Tapi kedepan kami yakin kita akan jauh lebih maju. Kita kini dalam fasa semi lockdown, sekolah mulai libur, tetapi tidak tahu kedepan. Kami berharap kemaren sebelum ada yang confirm positif, kita sudah mengisolasi negara kita. Untuk apa repot-repot mendapatkan WNA dengan menilik dan lain-lain (kecuali mereka karantina berdikari bayar 1 miliar misalnya). Mungkin jikalau WNI yang mau pulang, dikarantina dulu.

Jika dimungkinkan kita sanggup membentuk serikat negara bebas coronavirus dan masih dimungkinkan untuk saling menjaga satu sama lain dan saling berkunjung, kemewahan berdasarkan kami.

Hoax 8: Anak-anak tidak sanggup tertular virus corona

Anak-anak niscaya sanggup terkena COVID-19, meskipun laporan awal menyarankan lebih sedikit masalah pada bawah umur dibandingkan dengan orang dewasa.

Namun, penelitian terbaru menyampaikan bahwa bawah umur lebih mungkin terinfeksi. Dalam sebuah penelitian yang dilaporkan 5 Maret, para peneliti menganalisis data dari lebih dari 1.500 orang di Shenzhen, dan menemukan bahwa bawah umur yang berpotensi terkena virus itu sama mungkin terinfeksi menyerupai orang dewasa, berdasarkan Nature News. Terlepas dari usia, sekitar 7% hingga 8% dari kontak masalah COVID-19 kemudian dinyatakan positif virus.

Namun, ketika bawah umur menjadi terinfeksi, sakit yang mereka alami tergolog tidak parah.

Hoax 9: Jika Kita terinfeksi Virus Corona, Kita niscaya tau, kan ada gejala-gejalanya!

Sayangnya tidak. COVID-19 menjadikan banyak sekali gejala, banyak di antaranya muncul pada penyakit pernapasan lainnya menyerupai flu dan pilek. Secara khusus, tanda-tanda umum COVID-19 termasuk demam, batuk dan kesulitan bernapas, dan tanda-tanda yang lebih jarang termasuk pusing, mual, muntah dan pilek. Dalam masalah yang parah, penyakit ini sanggup menjelma penyakit menyerupai radang paru-paru yang serius - pak Jokowi,  pada awalnya, orang yang terinfeksi mungkin tidak menyampaikan tanda-tanda sama sekali! itu ente pasang thermal tes untuk apa? mestinya nggak usah disuruh masuk, gitu aja, koq repot.


Hoax 10: Virus korona tidak begitu mematikan dibandingkan influenza.

COVID-19 mempunyai tingkat maut lebih dari 20 kali lebih tinggi, sekitar 2,3%, berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan 18 Februari oleh China CDC Weekly. Tingkat maut bervariasi oleh banyak sekali faktor menyerupai lokasi dan usia seseorang, berdasarkan laporan Sains Langsung sebelumnya.

Tetapi angka-angka ini terus berkembang dan mungkin tidak mewakili tingkat maut yang sebenarnya. Tidak terang apakah kasusnya diperhitungkandi Cina secara akurat didokumentasikan, terutama alasannya mereka mengubah cara mereka mendefinisikan masalah di tengah jalan, berdasarkan STAT News. Mungkin ada banyak masalah ringan atau tanpa tanda-tanda yang tidak dihitung dalam ukuran sampel total, catat mereka.

Hoax 10: Suplemen vitamin C menjadikan kita kebal dari  COVID-19.

Para peneliti belum menemukan bukti bahwa pelengkap vitamin C sanggup menciptakan orang kebal terhadap abuh COVID-19. Faktanya, bagi kebanyakan orang, mengonsumsi vitamin C tambahan bahkan tidak menangkal pilek, meskipun itu sanggup mempersingkat durasi pilek jikalau Anda mengalaminya. Yang mengatakan, vitamin C berperan penting dalam badan insan dan mendukung fungsi kekebalan badan yang normal. Sebagai antioksidan, vitamin menetralkan partikel bermuatan yang disebut radikal bebas yang sanggup merusak jaringan di dalam tubuh. Ini juga membantu badan mensintesis hormon, membangun kolagen dan menutup jaringan ikat yang rentan terhadap patogen.

Makara ya, benar tetap konsumsi vitamin C, gaya hidup sehat dong. Tetapi jikalau anda mengkonsumsi MEGADOSIS Vitamin C tidak akan menurunkan risiko terkena COVID-19. Berhati-hatilah terhadap produk yang di-KLAIM sebagai perawatan atau pengobatan untuk virus corona baru.


Hoax 12: Tidak kondusif mendapatkan paket dari Tiongkok. Tapi anda parno semprot sana sini ya orapopo. Kalo anda terlanjur membeli iphone terbaru dari RRC, kemudian takut terkena corona virus, semoga untuk kami saja.

Aman koq, yang didalam paket, mendapatkan surat atau paket dari Cina, berdasarkan WHO. Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa coronavirus tidak bertahan lama pada objek menyerupai surat dan paket. Berdasarkan apa yang kita ketahui ihwal coronavirus serupa menyerupai MERS-CoV dan SARS-CoV, mereka tidak bertahan lama di DALAM paket atau surat. Apalagi juga lama sekali sampainya, kami pernah hampir 3 bulan menunggu.

Sebuah studi terdahulu menemukan bahwa coronavirus yang terkait ini sanggup bertahan di permukaan menyerupai logam, beling atau plastik selama sembilan hari, berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan 6 Februari di The Journal of Hospital Infection. Tetapi permukaan yang ada dalam kemasan tidak ideal untuk virus untuk bertahan hidup. Agar virus sanggup tetap hidup, diharapkan kombinasi kondisi lingkungan spesifik menyerupai suhu, kurangnya paparan UV dan kelembaban - kombinasi yang tidak akan di dapatkan dalam paket pengiriman.


Hoax 13: Masakan Cina menjadikan virus corona.

Ndak, kita makan mie hampir tiap hari, sate, kue-kue, bakso, dan lain lain  dari segi makanan kita Cina banget, cuma tanpa materi babi atau apa-apa yang diharamkan dalam Islam. Secara kultur kita cukup akrab dengan Cina, kita mungkin sekian persen keturunan cina, ada DNA cina di darah kita (umumnya) dan sudah menjalin hubungan dengan cina selama ribuan tahun.


Ok sekian dulu, tetap waspada dan mari kita LAWAN CORONA VIRUS !
#covid-19 #coronaupdate #lawancorona

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "✔ 13 Hoax Coronavirus - Lawan Wabah Congor-Na - Nomer 7 Materi Renungan, No 9 Joko Widodo Mestinya Tahu Dari Kemaren."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel