✔ Teknologi Kamera Mirrorless Akan Lebih Banyak Didominasi Dan Kamera Dslr Akan Menjadi Barang Antik
APA ITU KAMERA MIRRORLESS?
Sebelumnya, kami beritahukan bahawa kami akan membombardir postingan perihal kamera digital. Mengapa? alasannya ialah kami suka kamera dan apa yang di hasilkan dari kamera baik itu foto maupun video, kami juga prosesnya, pengambilan gambar, persiapan , pencahayaan, dan seterusnya. Kami juga suka editing, pada dasarnya kami suka hal-hal yang berkaitan dengan kamera, dan akan sering membahasnya
Disclaimer : Saya bukan kameraman profesional, kami hanya pecinta dan penikmat.
Kamera Mirrorless ialah kamera digital yang lensanya sanggup di gonta-ganti tetapi tidak memakai cermin untuk memantulkan gambar ke dalam jendela bidik/ view finder.Pertama kali diperkenalkan pada tahun 2008 kamera mirrorless juga disebut "mirrorless interchangeable-lens camera" (MILC), "hybrid camera" dan "compact system camera" (CSC), umumnya mempunyai bodi lebih tipis daripada SLR digital (DSLR) alasannya ialah tidak ada cermin mekanis, tetapi untuk mirrorless yang full frame tetep aja bulky, apalagi kalau ada in body stabilizer. Kamera mirrorless juga disebut "mirrorless DSLRs" atau "mirrorless SLRs" alasannya ialah mereka mendukung banyak lensa ibarat kamera refleks lensa tunggal dan umumnya memperlihatkan jendela bidik opsional. Kami rasa makin kesini, mirrorless kamere mempunyai view finder, LCD tidak sanggup dihandalkan pada ketika siang hari yang terang.
Mengapa gonta-ganti lensa? untuk mendapat kualitas gambar yang superior, indah dan artistik. Dengan lensa yang nggak sanggup diganti ibarat hape xiaomi saya, kualitasnya kadang cuma sanggup pasrah.
Selain kamera DSLR, mirrorless, ada juga point-and-shoot, termasuk mirrorless alasannya ialah nggak ada mirror di dalamnya tetapi di desain lensa fixed/ tidak sanggup di gonta ganti, walaupun ada juga yang memaksa untuk menambahkan lensa. Kamera jenis ini contohnya Gopro, Canon G7X mark II, Sony RX100, kamera pada hape, dan lain sebagainya.
DSLR - Ini ialah abreviasi dari Digital Single Lens Reflex. Jenis kamera ini memakai cermin untuk memantulkan cahaya dari lensa ke dalam jendela bidik optik. Cermin kemudian bergerak keluar dari jalan ketika tombol rana ditekan, memungkinkan cahaya untuk melewati rana dan mendarat di sensor.
Mirrorless - Kamera mirrorless, ibarat namanya, tidak memakai cermin. Sebaliknya, cahaya dari lensa eksklusif ke sensor dan foto dibingkai pada layar LCD atau melalui jendela bidik elektronik (EVF). Kamera mirrorless cenderung lebih kecil dari DSLR alasannya ialah ini.
Sensor - Setiap sensor "hanya melihat" lampu merah, hijau, atau biru, data yang kemudian digabungkan menjadi gambar penuh warna. Sensor terdiri atas banyak sekali sel yang tersusun membentuk persegi panjang. Tiap satu sel sensor tersebut merepresentasi- kan satu piksel, jadi banyaknya sel dalam satu sensor kamera sesuai dengan besarnya piksel gambar yang sanggup dihasilkan dari kamera tersebut.
Bingkai penuh/ Full frame - Sensor gambar berukuran sama dengan bingkai film 35mm. Biasa dipakai pada DSLR flagship/ profesional, contoh Nikon D850 serta kamera mirrorless juga, contoh Sony A7 III. Anda masih inget jaman film negatif dulu, seukuran itulah sensornya.
APS-C - Dinamai film APS (Advanced Photo System) yang bernasib buruk, ukuran sensor ini lebih kecil dari full frame dengan faktor pemangkasan 1,5X. Biasa dipakai pada DSLR pemula, antusias, dan profesional serta kamera tanpa cermin.
Four Thirds (4/3) - Format sensor lebih kecil dari APS-C, dengan crop factor 2X (dibandingkan dengan full frame). Sekarang umum ditemukan di kamera mirrorless memakai standar Micro Four Thirds oleh Panasonic, Olympus, DJI, Blackmagic Design, dan beberapa lainnya.
Megapixel (MP) - Satu juta piksel. Digunakan untuk memperlihatkan resolusi sensor. Sensor 24MP mempunyai 24 juta piksel.
Shutter - Tirai fisik yang membuka dan menutup di depan sensor untuk membuatnya terkena cahaya. Banyak kamera juga memakai daun jendela elektronik opsional, yang memotong versi mekanis.
Shutter Speed - Lama rana/shutter tetap terbuka untuk mengekspos sensor ke cahaya. Kecepatan rana biasanya berkisar dari 1 / 8.000 detik sampai paling lambat 30 detik. Semakin usang rana terbuka, semakin banyak cahaya masuk ke sensor, tetapi ini juga sanggup menjadikan gambar buram. Rana yang lebih cepat, bertujuan untuk "membekukan gambar" contohnya kita memfoto air terjun, dengan shutter speed yang cepat, maka air seperti membeku, tetapi tidak membiarkan banyak cahaya.
Lens - Mata kamera. Lensa terdiri dari beberapa elemen beling berbeda yang memfokuskan cahaya ke sensor. Lensa sudut lebar mempunyai bidang pandang yang lebih besar (baik untuk lanskap dan foto grup) dan lensa telefoto mempunyai bidang pandang yang lebih sempit (baik untuk pemotretan subjek tunggal ibarat satwa liar dan potret).
Bukaan - Diafragma dalam lensa yang sanggup membuka atau menutup untuk menambah atau mengurangi jumlah cahaya yang dimungkinkan oleh lensa. Bukaan yang lebih lebar juga membuat bidang bidang yang dangkal, yang memungkinkan subjek berada dalam fokus ketika latar belakang buram. , teknik yang sering dipakai untuk potret. Bukaan kecil menjaga jarak lebih jauh dalam fokus dan sering dipakai untuk lanskap.
F-number - kita akan melihat ini pada lensa dari kedua kamera lensa yang sanggup diganti dan model lensa tetap. Angka-f mengacu pada ukuran bukaan lensa, tetapi angka yang lebih kecil berarti bukaan yang lebih besar. Lensa diidentifikasi oleh nilai apertur maksimumnya, jadi jikalau kita melihat 50mm f / 1.4 yang berarti bahwa lensa sanggup membuka sampai maksimum f / 1.4, bukan berarti f / 1.4 itu hanya pengaturan aperture. Saat membeli lensa, melihat angka-f ialah cara gampang untuk membandingkan yang sanggup membiarkan lebih banyak cahaya dan menghasilkan kedalaman bidang yang lebih dangkal. Biasanya makin gede, angkanya 2.8 atau kurang maka makin mahal, tapi tetap kembali ke kualitas optik dan fitur yang ditawarkan. Kaprikornus ini bukan angka keramat, tetapi angka acuan, misal kami membeli lensa sony f4 zoom lens untuk lensa video kami, di sony aps-c, ya kami hepi-hepi aja, meskipun di low light kurang istimewa, tapi sudah sangat layak untuk video.
IS - Image Stabilization/ Stabilisasi gambar. Pabrikan yang berbeda merek ini dengan cara yang berbeda, ibarat OIS (optical image stabilization), OSS (Optical Steady Shot) atau VR (pengurangan getaran). Pabrikan yang berbeda menempatkan stabilisasi pada sensor, lensa, atau keduanya.
FPS - Frame per detik.
4K UHD - 4K Ultra High Definition video mempunyai ukuran bingkai 3.840 x 2.160 piksel (sekitar 4.000 garis resolusi) dan empat kali lipat dari jumlah piksel sebagai Full HD 1080p.
Full HD 1080p - Video Definisi Tinggi Penuh mempunyai ukuran bingkai 1920 x 1080 piksel. "P" mengacu pada "pemindaian progresif," yang bertentangan dengan "pemindaian interlaced" yang kurang umum ketika ini.
Ok kita kembali ke topik utama, kini pertanyaannya kita balik, mengapa orang masih memakai DSLR? berdasarkan kami ada tiga.
1. Orang yang terbiasa memakai DSLR dan ketika mencoba mirrorless terkesan ringkih, ringan, dan terlalu kecil, dan mungkin belum ketemu sony a7, canon eos R, dan bolo-bolonya.
2. Orang yang tidak begitu butuh videografi, sehingga memakai DSLR + lensa terkait sanggup opsi jadi opsi yang lebih efisien.
3. Orang latah, kurang ngopi, kurang piknik, yang menganggap teknologi DSLR= profesional, teknologi mirrorless = untuk amatir/ personal.
Karena ada paling tidak tiga kategori diatas, maka beberapa pabrikan masih menjual kamera DSLRnya (kecuali Sony), toh yang penting untung.
Menurut pendapat Bangluq bahwa apa yang sanggup DSLR sanggup mirrorless lakukan, dan demikan sebailknya. Kecuali low light, teknologi kamera mirrorless lebih unggul dari DSLR.
Lambat atau cepat ketiga kategori tadi akan berkurang. Orang akan lebiih teredukasi, orang akan lebih banyak tertarik videografi, vlogger-vloger tumbuh subur kolam jamur dimusim hujan, kamera mirrorless akan membesar dan memberat alasannya ialah ditambah fitur macam-macam, dan sensor akan membesar .
Dan yang paling penting, biaya produksi kamera mirroless lebih murah, maka pabrikan pada balasannya akan menuju ke arah teknologi kamera mirrorless. Nikon termasuk raja DSLR sudah masuk periode mirrorless.
Lambat laun atau cepat laun Teknologi Kamera Mirrorless Akan Dominan dan Kamera DSLR Akan Menjadi Barang Antik.
Disclaimer : Saya bukan kameraman profesional, kami hanya pecinta dan penikmat.
Baca Juga
Kamera Mirrorless ialah kamera digital yang lensanya sanggup di gonta-ganti tetapi tidak memakai cermin untuk memantulkan gambar ke dalam jendela bidik/ view finder.Pertama kali diperkenalkan pada tahun 2008 kamera mirrorless juga disebut "mirrorless interchangeable-lens camera" (MILC), "hybrid camera" dan "compact system camera" (CSC), umumnya mempunyai bodi lebih tipis daripada SLR digital (DSLR) alasannya ialah tidak ada cermin mekanis, tetapi untuk mirrorless yang full frame tetep aja bulky, apalagi kalau ada in body stabilizer. Kamera mirrorless juga disebut "mirrorless DSLRs" atau "mirrorless SLRs" alasannya ialah mereka mendukung banyak lensa ibarat kamera refleks lensa tunggal dan umumnya memperlihatkan jendela bidik opsional. Kami rasa makin kesini, mirrorless kamere mempunyai view finder, LCD tidak sanggup dihandalkan pada ketika siang hari yang terang.
Mengapa gonta-ganti lensa? untuk mendapat kualitas gambar yang superior, indah dan artistik. Dengan lensa yang nggak sanggup diganti ibarat hape xiaomi saya, kualitasnya kadang cuma sanggup pasrah.
Selain kamera DSLR, mirrorless, ada juga point-and-shoot, termasuk mirrorless alasannya ialah nggak ada mirror di dalamnya tetapi di desain lensa fixed/ tidak sanggup di gonta ganti, walaupun ada juga yang memaksa untuk menambahkan lensa. Kamera jenis ini contohnya Gopro, Canon G7X mark II, Sony RX100, kamera pada hape, dan lain sebagainya.
MEMAHAMI TERMINOLOGI KAMERA
Baru memakai kamera digital? Berikut ialah beberapa klarifikasi bermanfaat perihal beberapa terminologi dan teknologi yang kemungkinan besar akan Anda temui sepanjang pencarian Anda. Ada banyak jargon di luar sana, dan memahaminya ialah kunci untuk mengetahui apa yang Anda dapatkan.DSLR - Ini ialah abreviasi dari Digital Single Lens Reflex. Jenis kamera ini memakai cermin untuk memantulkan cahaya dari lensa ke dalam jendela bidik optik. Cermin kemudian bergerak keluar dari jalan ketika tombol rana ditekan, memungkinkan cahaya untuk melewati rana dan mendarat di sensor.
Mirrorless - Kamera mirrorless, ibarat namanya, tidak memakai cermin. Sebaliknya, cahaya dari lensa eksklusif ke sensor dan foto dibingkai pada layar LCD atau melalui jendela bidik elektronik (EVF). Kamera mirrorless cenderung lebih kecil dari DSLR alasannya ialah ini.
Sensor - Setiap sensor "hanya melihat" lampu merah, hijau, atau biru, data yang kemudian digabungkan menjadi gambar penuh warna. Sensor terdiri atas banyak sekali sel yang tersusun membentuk persegi panjang. Tiap satu sel sensor tersebut merepresentasi- kan satu piksel, jadi banyaknya sel dalam satu sensor kamera sesuai dengan besarnya piksel gambar yang sanggup dihasilkan dari kamera tersebut.
Bingkai penuh/ Full frame - Sensor gambar berukuran sama dengan bingkai film 35mm. Biasa dipakai pada DSLR flagship/ profesional, contoh Nikon D850 serta kamera mirrorless juga, contoh Sony A7 III. Anda masih inget jaman film negatif dulu, seukuran itulah sensornya.
APS-C - Dinamai film APS (Advanced Photo System) yang bernasib buruk, ukuran sensor ini lebih kecil dari full frame dengan faktor pemangkasan 1,5X. Biasa dipakai pada DSLR pemula, antusias, dan profesional serta kamera tanpa cermin.
Four Thirds (4/3) - Format sensor lebih kecil dari APS-C, dengan crop factor 2X (dibandingkan dengan full frame). Sekarang umum ditemukan di kamera mirrorless memakai standar Micro Four Thirds oleh Panasonic, Olympus, DJI, Blackmagic Design, dan beberapa lainnya.
Megapixel (MP) - Satu juta piksel. Digunakan untuk memperlihatkan resolusi sensor. Sensor 24MP mempunyai 24 juta piksel.
Shutter - Tirai fisik yang membuka dan menutup di depan sensor untuk membuatnya terkena cahaya. Banyak kamera juga memakai daun jendela elektronik opsional, yang memotong versi mekanis.
Shutter Speed - Lama rana/shutter tetap terbuka untuk mengekspos sensor ke cahaya. Kecepatan rana biasanya berkisar dari 1 / 8.000 detik sampai paling lambat 30 detik. Semakin usang rana terbuka, semakin banyak cahaya masuk ke sensor, tetapi ini juga sanggup menjadikan gambar buram. Rana yang lebih cepat, bertujuan untuk "membekukan gambar" contohnya kita memfoto air terjun, dengan shutter speed yang cepat, maka air seperti membeku, tetapi tidak membiarkan banyak cahaya.
Lens - Mata kamera. Lensa terdiri dari beberapa elemen beling berbeda yang memfokuskan cahaya ke sensor. Lensa sudut lebar mempunyai bidang pandang yang lebih besar (baik untuk lanskap dan foto grup) dan lensa telefoto mempunyai bidang pandang yang lebih sempit (baik untuk pemotretan subjek tunggal ibarat satwa liar dan potret).
Bukaan - Diafragma dalam lensa yang sanggup membuka atau menutup untuk menambah atau mengurangi jumlah cahaya yang dimungkinkan oleh lensa. Bukaan yang lebih lebar juga membuat bidang bidang yang dangkal, yang memungkinkan subjek berada dalam fokus ketika latar belakang buram. , teknik yang sering dipakai untuk potret. Bukaan kecil menjaga jarak lebih jauh dalam fokus dan sering dipakai untuk lanskap.
F-number - kita akan melihat ini pada lensa dari kedua kamera lensa yang sanggup diganti dan model lensa tetap. Angka-f mengacu pada ukuran bukaan lensa, tetapi angka yang lebih kecil berarti bukaan yang lebih besar. Lensa diidentifikasi oleh nilai apertur maksimumnya, jadi jikalau kita melihat 50mm f / 1.4 yang berarti bahwa lensa sanggup membuka sampai maksimum f / 1.4, bukan berarti f / 1.4 itu hanya pengaturan aperture. Saat membeli lensa, melihat angka-f ialah cara gampang untuk membandingkan yang sanggup membiarkan lebih banyak cahaya dan menghasilkan kedalaman bidang yang lebih dangkal. Biasanya makin gede, angkanya 2.8 atau kurang maka makin mahal, tapi tetap kembali ke kualitas optik dan fitur yang ditawarkan. Kaprikornus ini bukan angka keramat, tetapi angka acuan, misal kami membeli lensa sony f4 zoom lens untuk lensa video kami, di sony aps-c, ya kami hepi-hepi aja, meskipun di low light kurang istimewa, tapi sudah sangat layak untuk video.
IS - Image Stabilization/ Stabilisasi gambar. Pabrikan yang berbeda merek ini dengan cara yang berbeda, ibarat OIS (optical image stabilization), OSS (Optical Steady Shot) atau VR (pengurangan getaran). Pabrikan yang berbeda menempatkan stabilisasi pada sensor, lensa, atau keduanya.
FPS - Frame per detik.
4K UHD - 4K Ultra High Definition video mempunyai ukuran bingkai 3.840 x 2.160 piksel (sekitar 4.000 garis resolusi) dan empat kali lipat dari jumlah piksel sebagai Full HD 1080p.
Full HD 1080p - Video Definisi Tinggi Penuh mempunyai ukuran bingkai 1920 x 1080 piksel. "P" mengacu pada "pemindaian progresif," yang bertentangan dengan "pemindaian interlaced" yang kurang umum ketika ini.
Ok kita kembali ke topik utama, kini pertanyaannya kita balik, mengapa orang masih memakai DSLR? berdasarkan kami ada tiga.
1. Orang yang terbiasa memakai DSLR dan ketika mencoba mirrorless terkesan ringkih, ringan, dan terlalu kecil, dan mungkin belum ketemu sony a7, canon eos R, dan bolo-bolonya.
2. Orang yang tidak begitu butuh videografi, sehingga memakai DSLR + lensa terkait sanggup opsi jadi opsi yang lebih efisien.
3. Orang latah, kurang ngopi, kurang piknik, yang menganggap teknologi DSLR= profesional, teknologi mirrorless = untuk amatir/ personal.
Karena ada paling tidak tiga kategori diatas, maka beberapa pabrikan masih menjual kamera DSLRnya (kecuali Sony), toh yang penting untung.
Menurut pendapat Bangluq bahwa apa yang sanggup DSLR sanggup mirrorless lakukan, dan demikan sebailknya. Kecuali low light, teknologi kamera mirrorless lebih unggul dari DSLR.
Lambat atau cepat ketiga kategori tadi akan berkurang. Orang akan lebiih teredukasi, orang akan lebih banyak tertarik videografi, vlogger-vloger tumbuh subur kolam jamur dimusim hujan, kamera mirrorless akan membesar dan memberat alasannya ialah ditambah fitur macam-macam, dan sensor akan membesar .
Dan yang paling penting, biaya produksi kamera mirroless lebih murah, maka pabrikan pada balasannya akan menuju ke arah teknologi kamera mirrorless. Nikon termasuk raja DSLR sudah masuk periode mirrorless.
Lambat laun atau cepat laun Teknologi Kamera Mirrorless Akan Dominan dan Kamera DSLR Akan Menjadi Barang Antik.
Belum ada Komentar untuk "✔ Teknologi Kamera Mirrorless Akan Lebih Banyak Didominasi Dan Kamera Dslr Akan Menjadi Barang Antik"
Posting Komentar