✔ Knowledge Is Power , But Character Is More
PENGETAHUAN ADALAH KEKUATAN TAPI KARAKTER LEBIH DARI SEGALANYA
![]() |
KNOWLEDGE IS POWER , BUT CHARACTER IS MORE |
Ujaran yang satu ini sangatlah Populer " Knowledge Is Power , But Character Is More " Maka tahukah anda apa pesan Rektor Technische Hoges School ketika Soekarno di Wisuda ! Tuan Soekarno , suatu ketika Ijazah ini sanggup dirobek dan hancur , beliau tidak infinit , ingatlah satu-satunya yang infinit yaitu " Karakter ", huruf sangat esensial . sayang kerap disepelekan , Padahal setiap detik perjalanan hidup kita , itulah episode Pendidikan Karakter .
Antonion Scalia ( 1998 ) menegaskan arti pentingnya huruf dalam kehidupan insan , Dia menyatakan bahwa huruf harus menjadi fondasi bagi kecerdasan dan pengetahuan , lantaran kecerdasan dan pengetahuan itu sendiri memang sanggup diperjualbelikan , hal yang sudah menjadi pengetahuan umum di era teknologi ketika ini, Knowledge is Power ,masalhnya kalau orang-orang yang dikenal cerdas dan berpengetahuan tidak pertanda huruf , maka ia tak diragukan lagi bahwa dunia akan menjadi rusak dan semakin jelek , Tanpa huruf Peradaban insan sanggup rusak dan merusakan .
Sebagai pola ada salah satu seorang Bupati di suatu tempat mengingatkan anaknya jelang untuk mengikuti Ujian Nasional ( UN ) " Mengapa tak berguru ? " Coab Terka apa jawabannya " Guruku Bilang , Jika Tidak Bisa menjawab soal UN , segera pergi ke kamar mandi " Jawabannya penuh makna yang hanya sanggup dimengerti dan diketahui orang Indonesia , Karena Negeri tetangga menyerupai Malaysia dan negara lainnya tak paham , Menagapa tak sanggup jawab soal Ujian harus ke kamar mandi . Dilingkungan Pendidikan , kecurangan tak di cegah malah dibudayakan .Wibawa dan Kehormatan Profesi Guru jadi tergugat dan tercela lantaran prilaku oknum yang tidak bertanggung jawab ,Baca Juga
Persoalan Luluhnya Karakter Guru yaitu Sebab dan jawaban , Remuk Redamnya huruf Guru sanggup jadi sebab , sekaligus jadi jawaban , Tapi saya lebih melihat problem huruf guru sebagai jawaban , niscaya ada penyebabnya , Cara berfikir keliru elit pengambil kebijakan , Kebijakan yang sanggup menghancurkan mental dan huruf Guru;
tak adanya keadilan dan kesejahteraan merata bagi Guru di Indonesia , Guru Pegawai negeri sispil ( PNS ) yang bersertifikasi sanggup dendangkan lagu " Disini Senang disana Senang " Tapi amat beda dengan Kondisi Guru Honorer Yang di pelosok negeri , Mereka Harus menelan pil pahit , dengan Terpaksa lantunkan Syair lagu " Maju Tak gentar Mesti Tak di Bayar " Sama - Sama Guru . Beda Nasib.
Masih ada saja Kabar seorang Guru Honorer yang dibayar Rp 100.000,- sebulan , Bahkan di NTT , beberapa orang Guru Honorer yang gajinya Tak dibayar selama 6 Bulan , balasannya memutuskan unutk menjadi TKI , wahai penguasa negeri sejahterakanlah Guru - Guru kami .
Jika Program pemerintah masih berbasis Proyek dan Korup , apa yang sanggup di harapkan seorang Guru dari sistem dan para pemimpin nya yang tak berkarakter , Pepatah menyatakan , "jika engkau hilang uang , maka engaku tak kehilangan apapun , Jika engkau hilang kesehatan , engkau kehilangan sesuatu . Tapi Jika engkau kehilangan huruf , engkau akan kehilangan segalanya. "
Kita layak Khawatir ketika bangsa ini tetap menyepelekan problem Guru , jangan - jangan bangsa ini memang tak punya huruf , maka masa depan bangsa taruhannya balasannya bangsa ini ikut sepelekan Guru , Untuk menghibur Guru , Cukup dikatakan" Pahlawan Tanpa Tanda Jasa " ,Sebuah ungkapan kepalsuan . Guru Penuh dongeng megharun biru oh Indonesiaku ,
Pesan Bernada Gugatan pun merebak di media umum , " Guru dibayar murah di tuntut untuk memperbaiki huruf dan ahlak bawah umur bangsa sedangkan artis sinetron di bayar mahal untuk merusak generasi penerus bangsa ini. " .
Ketika kebijakan sertifikasi Guru muncul , pesan yang di tangkap guru bukan lagi soal peningkatan profesinalisme , Tapi ada peluang untuk mendapat pelengkap pendapatan satu kali honor Pokok , lantaran senyampang tahun hidup tak layak , begitu ada kesempatan , segenap daya dan upaya dikerahkan demi satu tujuan , Lulus Sertifikasi segala cara dihalalkan , meski nilai - nilai kejujuran pun digadaikan lantaran palsukan syarat - syarat manajemen kelulusan , tanpa mengambil kebijakan , mengapa ini sanggup terjadi ? harkat Guru jatuh di titik nadir, huruf Guru terkoyak , bangsa kehilangan Ke arifan .
Sesungguhnya huruf amat mementukan suatu bangsa , Jika hari ini penguasa negeri masih menentukan bersikap tak patut atas cara menghormati dan memuliakan Profesi Guru , maka atas nama bangsa ini , wahai para guru seluruh Indonesia kami mohon maaf yang sebesar-besarnya , semoag Pak Jokowi - Jk serta Pak Anies Baswedan punya cara lebih baik untuk meminta maaf dan mengobati luka hati para Guru Indonesia , Saatnya memberi sedekah terbaik Untuk Bangsa ini dengan mensejahterakan dan mem VIP kan Guru-Guru di Indonesia dengan cara penuh kebaikan dan kebenaran .....
Sumber : Republika . co .id
Thank you for visiting, good luck for you all...
Belum ada Komentar untuk "✔ Knowledge Is Power , But Character Is More"
Posting Komentar