✔ Mencar Ilmu Teknologi Kamera - Aperture

ni yaitu postingan lanjutan dari postingan sebelumnya perihal segitiga eksposure ✔ Belajar Teknologi Kamera - Aperture

Masih ingat Intro dari film-film James Bond 007?Yap, kalo anda perhatikan ada semacam pergerakan diagframa kemudian 007 menembak. Itu yaitu pergerakan dari Aperture/ Diafragma yang terdapat di lensa. Oh iya, ini yaitu postingan lanjutan dari postingan sebelumnya perihal segitiga eksposure. Kapan hari sudah kita bahasa mengenai Shutter Speed dan ISO, postingan ini untuk melengkapinya. Untuk menggunakan Kamera Digital baik DSLR, point anda shoot, maupun mirrorless SLR, sudah seharusnya kita menguasai penyetelan-penyetelan ini. Kaprikornus kita sanggup mengoptimalkan gambar baik di kamera yang budget friendly ataupun kamera DSLR/ Mirrorless yang kita punya maka hasilnya  sanggup jadi mengecewakan dan menggunakan mode auto yang tidak fleksibel.
   
ni yaitu postingan lanjutan dari postingan sebelumnya perihal segitiga eksposure ✔ Belajar Teknologi Kamera - Aperture
Bukaan mengacu pada pembukaan diafragma lensa melalui cahaya yang masuk. Mari kita perhatikan gambar di atas penyetelan dalam f / stop dan umumnya ditulis sebagai angka-angka menyerupai 1,4, 2, 2,8, 4, 5,6, 8, 11 dan 16.  Semakin besar aperture (yaitu, semakin kecil f-number), semakin "dangkal" gambar yang kita ambil. Jika kita foto seekor ular, maka fokus kamera akan ke kepalanya doank, buntutnya akan out of fokus, jadi akhirnya akan bokeh. Semakin kecil aperture (yaitu, semakin besar f-number), semakin besar area dalam fokus (depth-of-field) Jika mau memotret pegunungan, maka cocoknya kita buka aperturenya lebar-lebar semoga fokus tidak tertumpu  area tengah. Jumlah cahaya yang memasuki sensor sanggup dikontrol dengan melebarkan menyempitkan aperture.

Baca Juga

Penggemar Bokeh wajib baca
Sampai sini aku yakin kita sudah mengerti, bagaimana Aperture mempengaruhi kedalaman bidang.
Kedalaman bidang didefinisikan sebagai "zona ketajaman yang sanggup diterima di depan dan di belakang subjek yang menjadi fokus lensa." Sederhananya: seberapa tajam atau buram area di belakang subjek anda. Inilah persamaannya:

  • Semakin rendah f / stop — semakin besar bukaan di lensa — semakin sedikit kedalaman bidang — semakin kabur latar belakang.
  • Semakin tinggi f / stop — semakin kecil bukaan di lensa — semakin besar kedalaman bidang — semakin tajam latar belakangnya.


F / stop juga mempengaruhi shutter speed. Menggunakan f / stop rendah berarti lebih banyak cahaya memasuki lensa dan karenanya rana tidak perlu tetap terbuka selama menciptakan eksposur yang benar yang diterjemahkan menjadi kecepatan rana yang lebih cepat. Sekali lagi, kebalikannya benar: menggunakan f / stop tinggi berarti lebih sedikit cahaya yang masuk ke lensa dan karenanya rana harus tetap terbuka sedikit lebih usang yang berarti kecepatan rana lebih lambat.

Semua lensa mempunyai bukaan maksimum, dan di lensa juga mencantumkan bukaan seluas mungkin pada tabung lensa. Beberapa lensa zoom akan merinci sesuatu menyerupai f / 3.5-5.6 pada laras lensa atau 1: 3.5-5.6 . Angka-angka ini, 3.5 dan 5.6, mengacu pada aperture maksimum atau bukaan terlebar yang sanggup dicapai lensa untuk setiap ujung rentang zoom. Beberapa lensa ujung yang lebih tinggi sanggup mempertahankan apertur terbesar di seluruh rentang zoom, jadi hanya satu nomor yang diperinci.

 Ok sekian dulu goresan pena perihal aperture, ini hanya konsep, kenyataan sanggup lebih rumit, ada settingan di sisi depan dan belakang, dsb. Nanti aku akan buat postingan khusus mengenai segitiga eksposure ini full pic dan full video.

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "✔ Mencar Ilmu Teknologi Kamera - Aperture"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel